Monday, 23 April 2012

Ibu,Ayah apakah kalian menyayagi aku??


Aku Mina, umurku 12 tahun. Aku memiliki seorang kakak perempuan yang cantik dan sangat pintar, namanya Fera. Keluargaku cukup kaya. Ibuku seorang pegawai bank dan ayahku seorang pegawai negeri. Apalagi keluargaku cukup terpandang karena keluargaku terkenal akan kecantikan atau ketampanan layaknya orang korea. Tapi, wajahku berbeda dengan ibu,ayah dan kakakku. Wajahku hitam,tubuhku juga tidak semampai seperti kakak dan ibuku. Bahkan Kak Fera menyebutku seperti orang Maluku.
Karena fisikku inilah, sejak kecil aku tidak pernah diperbolehkan keluar rumah oleh ayah, ibu serta kakakku karna mereka tidak ingin rupa burukku ini diketahui oleh orang luar. Bahkan keluarga-keluarga besarku juga tidak tau. Selama ini, aku hanya hidup di dalam rumah. Kebutuhanku sudah dijamin oleh seorang pembantu dan ibu menyewakanku guru untuk sekolah. Selama ini aku tidak perotes, toh aku tidak kekurangan suatu apapun. Aku juga punya banyak teman di jaringan social.
Suatu malam, saat kami tengah makan bersama. Telepon rumah bordering. Ibuku segera mengangkatnya. Ketika ibu kembali ke ruang makan. Wajahnya berbeda. Ia terlihat gugup. Kemudian ibu mengajak ayah bicara. Aku tidak tau apa yang mereka bicarakan. Yang pasti, mereka tidak kembali ke ruang makan untuk meneruskan santap malam mereka.
Esoknya, hari Minggu. Hari faforitku. Aku bangun pagi-pagi untuk mandi, namun.. pintu kamarku terkunci!! Aku berteriak minta tolong. Lalu pintu kamar dibuka secara kasar oleh kakakku, Kak Fera.
“ngapain sih? Pagi-pagi udah ribut banget!”kata Kak Fera
“tadi pintunya kekunci kak..”kataku
Kak Fera berlalu begitu saja. Ah, mungkin ia sedang bertengkar dengan pacarnya..
Aku mandi dan berganti baju lalu menuju ke ruang tamu untuk mengambil majalah. Ternyata di ruang tamu cukup ramai. Aku sedikit bingung.
“ohh..Mina.. kenalin,, ini kakak-kakak nyonya..”kata ibuku
Aku bingung. Kenapa ibu mengatakan dirinya nyonya. Belum sempat aku bertanya,ibu sudah berkata
“kak.. kenalin,, ini anaknya pembantu aku.. Mina”kata ibuku
Aku sangat terkejut mendengarnya. Kemudian aku diminta ibu untuk membuat lima gelas jus untuk kakak-kakaknya sang ibu. Aku hanya menurut. Mungkin ibu bercanda saja. Namun, ternyata ibu , ayah dan kakak nampaknya tidak bercanda. Mereka tak segan menyuruhku membersihkan rumah, membuatkan makanan dan masih banyak lagi. Aku sangat lelah, belum lagi kakak-kakak ibuku sering meminta dibuatkan kopi hangat, minta diambilkan majalah dan lainnya. Aku ingin protes, apalagi aku dipanggil layaknya pembantu, tapi aku tidak berani..
Sudah seminggu aku diperlakukan seperti pembantu. Ditambah lagi kakak-kakak ibuku tak juga pulang. Saat aku bangun tidur, rasanya aku pusing. Aku pergi ke kamar ibu. Ternyata ibu sedang berhias.
“ibu..”kataku dari tepi pintu
Ibu terkejut lalu segera menyeretku ke kamarku.
“panggil saya nyonya selama mereka masih disini!”kata ibuku geram
“tapi bu.. kenapa ibu memperlakukan aku seperti itu? Apa salahku hingga ibu memperlakukan aku seperti pembantu?”tanyaku
“kamu itu berbeda sama kami! Kamu jelek.. kami akan malu kalau mereka sampai tau kamu anak saya! Sudah! Nggak usah aneh-aneh lagi kamu! Cepet buatin kami semua sarapan atau kamu pergi aja lah dari sini”kata ibu
“tapi aku pusing bu..”kataku meminta
Ibu terdiam. Agak lama. Lalu ibu mengambi baju-bajuku serta beberapa makanan ringan yang ada di kulkas kemudian memasukan dalam sebuah tas. Ibu kemudian mengambil tiga lembar uang seratus ribuan dari sakunya dan memberikannya padaku.
“saya tidak mau kamu ada disini lagi.. sekarang kamu pergi..”kata ibu
“tapi ibu…. Mengapa ibu sejahat ini padaku… apa rupaku ini tidak layak untuk jadi anak ibu?? Aku sayang padamu bu..” tangisku di lutut kaki ibu
Ayah , Kak Fera dan Mbak Sum pembantu rumah kami melihat kejadian antara aku dan ibu. Ayah melepas tanganku di lutut ibu. Aku sangat berharap ayah mau membantuku. Namun ternyata ayah malah memberikan tas bersisi pakaian dan makanan padaku. Lalu ia brkata dengan dingin.
“kamu berbeda dengan kami.. maaf Mina”kata ayah
Kak Fera terdiam. Matanya berkaca-kaca. Aku tidak berani meminta padanya. Ia kemudian pergi ke kamar. Lalu terdengar suara keras dari DVD Player-nya yang memutar lagu Super Junior dan SM*SH. Aku mengambil tas itu dengan airmata berlinang lalu keluar rumah. Aku bingung ingin pergi kemana. Karena selama ini aku tidak pernah keluar rumah. Aku bingung.
Sekitar sejam kemudian, Mbak Sum mendatangiku.
“nak Mina.. ikut saja sama Mbak ke kampung ya.. kamu boleh sekolah disana.. lagipula disana banyak anak-anak yang seumuran sama nak Mina.. ya? Daripada disini..”bujuk Mbak Sum
Aku hanya mengangguk sambil menyeka air mataku. Mungkin dari sini hidupku dimulai lagi dari awal. Lagipula, Mbak Sum juga sudah mengurusku dari kecil , aku percaya pada Mbak Sum.
Ibu.. Ayah.. mengapa kalian setega ini kepadaku? Tak pantaskah aku menjadi anak kalian hanya dari tampilan fisikku yang tak sebaik kalian? ..
THE END
Karinia Sintia Dewi. Monday, October 10, 2011. 5.21 PM 

No comments: