Thursday, 10 May 2012

Serial Love Story #2


Temen-temenku bilang, jatuh cinta itu enak. Pacaran itu asyik. Tapi buat aku, kayaknya jatuh cinta itu musibah deh! Apalagi pacaran.. menyiksa banget. Bukan karena aku jomblo bilang gini. Justru karena aku punya pacar! Namanya Heru, dia cool banget.. tapi omongannya itu lho. Nyebelin banget. Belum lagi tingkah jailnya. Bikin aku selalu darah tinggi kalo deket-deket dia.. Udah satu bulan aku sama Heru pacaran. Tapi hubungan kami jauh dari mesra! Bahkan, dia nggak berubah sama sekali. Rajin ngejek, jailin aku dan lainnya.
~‍☺~♫~
“aduuhh…
romantis banget filmnyaaa~~”gumamku saat drama ‘Creating Destiny’ selesai.
“film apaan tuh? Bagusan juga nonton film action! Kenapa juga sih harus nonton di rumahku? Kenapa nggak di rumah kamu aja?”protes Heru sambil membuka Chitato-nya.
“aku kan pengen nonton disini~. Coba ada yang nyatain cinta ke aku kayak di film ya. Pasti romantis banget”gumamku membayangkan adegan terakhir di film tadi.
“aduh. Anak kecil belum pantes ngomongin cinta-cintaan deh”kata Heru jail.
“aku pulang,ah!”kataku jengkel lalu beranjak untuk pergi.
Kukira Heru bakalan cegah aku biar tetep di rumahnya. Tapi ternyata dia malah ketawa ngakak sambil ganti chanel TV. ‘dasar cowok jahat!’batinku jengkel.
Di kamar, aku merenung. Dan aku ambil keputusan. Heru nganggap aku masih anak-anak. Makanya dia suka ngomong kayak gitu. Oke deh, aku bakalan jadi gadis dewasa biar kamu lengket sama aku dan bakal bilang ‘I love you’ tiap satu jam sekali!!
Pukul 07.30 p.m~~~
“Dara, anterin kue untuk tetangga ya..”kata mama.
“oke ma. Tunggu bentar ya!”kataku semangat.
->> beberapa menit kemudian.
“ini kue. Oleh-oleh dari papa”kataku sambil memberikan sekotak kue sambil menunduk dan menutup wajah dengan topi.
“makasih. Lho, kok malem-malem make topi,sih?”tanya Heru heran.
“nggak apa-apa”kataku.
Srat! Topiku ditarik sama Heru. Ia bengong melihat wajahku. Cukup lama dia diam. Kemudian.. ia tertawa terbahak-bahak. Membuatku jengkel luar biasa. Sudah kuduga dia bakal ketawa.
“hahahahahahahahahahaha… kamu mau jadi badut ya? Lipstick berantakan gitu.. haahahaa”kata Heru.
“aku pulang”kataku. Tapi Heru menggenggam tanganku. Tawanya agak mereda.
“aduh,jangan ngambek ,dong. Sini aku benerin. Yuk masuk dulu”kata Heru.
Aku menurut. Heru menyuruh aku duduk di teras rumahnya sementara dia mengambil beberapa alat rias mamanya. Tak lama, ia kembali dengan beberapa alat rias dasar. Heru tersenyum sambil mengambil sebuah lipstik.
“liat ke sini. Biar kubetulin lipstick kamu”kata Heru.
Aku menghadapnya. Heru mulai ‘mewarnai’ bibirku dengan lipstick. Jantungku kembali berdegup kencang. Wajah Heru tak jauh dari wajahku. Mungkin wajahku saat ini sudah semerah lipstick yang dipakaikan Heru kepadaku. Tak lama, ia selesai.
“eng.. Dara…”gumam Heru.
“ya??”tanyaku sedikit bergetar karena terlalu gugup.
Tiba-tiba saja pintu pagar terbuka. Kak Key dan Fifi masuk dengan membawa beberapa kotak besar. Aku bingung. Dari mana ya mereka?
“aduh.. kami ganggu ya?”tanya Fifi.
Dengan cepat aku menoleh.
“nggak kok kak!!!”kataku spontan sambil mundur menjauh dari Heru yang masih memegang lipstick di tangannya. Ntar dikira macam-macam pula.
Kak Key dan Fifi terdiam. Saling menoleh. Mereka terlihat bingung. Aku menjadi makin heran.
“bibirmu… kenapa??”tanya Kak Key.
“hah?!”aku kaget. Dengan segera kuambil cermin dan berkaca. Aku sangat terkejut melihat bibirku belepotan lipstick dan berpola ‘love’ mirip bibir Jeng Kelin. Kulirik Heru tajam-tajam. Ia terlihat mati-matian menahan tawa. Sialan! Padahal aku udah sampe deg-deg an gitu. Nggak taunya dikerjain!
“Heruuuu!!!!”kataku kesal luar biasa.
Heru segera berlari masuk ke dalam rumah. Aku beranjak masuk untuk mengejarnya. Kutemukan dia ngumpet di belakang lemari. Kutangkap dia dan kutendang kakinya. Dia merintih sambil minta maaf. Dengan terpaksa kumaafkan iblis ganteng ini.
“udah-udah… ohya,Dara! Ini undangan buat kamu.. datang ya!”kata Kak Key sambil menyerahkan sebuah undangan… undangan berwarna silver itu terlihat sangat mewah dan cantik. Judul besarnya… THE WEDDING.
“waahhh.. kalian mau menikah?? Selamat yaaa!!!”kataku sangat semangat.
“iya…. Pokoknya awas lho kalo ngga dateng”kata Fifi sambil tersenyum manis.
Aduh, mesra banget mereka berdua ini. Bener-bener pasangan ideal yang bikin iri semua orang. Saling berbagi kebahagiaan. Nggak kayak aku sama Heru. Dia jahat. Dia jail. Apa aku juga bisa menikah suatu hari nanti sama Heru ya kalo kami nggak romantis kayak gini??
“Dara.. sini, biar aku betulin make-up nya..”panggil Fifi membuyarkan lamunanku.
“iya!”kataku.
Fifi mengeluarkan tas nya yang berwarna pink lalu mengambil sebuah kotak kecil. Isinya beraneka alat rias. Kebanyakan alat riasnya bermerk terkenal. Fifi membersihkan lipstick ‘karya’ Heru dan memoles lipstik warna pink dengan rapid an cantik. Benar-benar perempuan yang sempurna.
“aku juga pengen deh beli alat-alat rias… biar bisa dandan. Siapa tau Heru bisa jadi lebih baik dan lebih romantic kalo aku dandan..”gumamku. fifi tersenyum.
“gimana kalo besok sepulang sekolah kamu ke sini biar kakak dandanin kamu. Kita bikin surprise buat Heru..”kata Fifi.
Aku langsung mengangguk semangat kemudian pamit untuk pulang. Liat aja,Heru! Aku bakal jadi gadis yang sempurna buat kamu!!!
≈> keesokan harinya……
“hmm.. Dara cocok pake dress mini warna biru muda.. terus make-up nya tipis aja… rambutnya diginiin.. nah, sempurna dehh!!”
Fifi memberikanku cermin. Dia memang pandai merias. Baru kuakui kali ini kalau aku memang cantik! Pasti Heru akan sangat terkejut jika melihatku nanti. :D
Pukul 4 sore, pintu dibuka. Itu pasti Heru yang baru pulang ari kegiatan klub. Fifi membukakan pintu dan mengajak Heru untuk ke ruang tamu karena Fifi akan memperlihatkan ‘seseorang’.
Heru melihatku. Pandangannya sedikit heran. Aku menatapnya sedikit tegang.
“ayo.. komentar dong… gimana?”kata Fifi karena melihat Heru hanya diam.
“itu siapa sih?”tanya Heru.
Rasanya aku bagaikan ditimpah pesawat ulang alik mendengar perkataan Heru. Aku langsung cemberut. Fifi melihatku sekilas kemudian dia menatap Heru jengkel. Yang ditatap cuek.
“ini aku bodohh!!”kataku kesal.
Heru tertawa terbahak-bahak.
“anak kecil nggak pantes didandanin aneh-aneh.. hahaha”komentarnya.
Fifi menyeret Heru ke ruang makan untuk bicara. Aku hanya diam. Mau nangis rasanya. Jangan-jangan Heru nggak mencintai aku!!!
Kuhapus riasan karya ‘Fifi’. Aku mau pulang. Tanpa sengaja, aku melewati ruang makan dan melihat Heru dan Fifi yang masih bicara. Kulihat wajah Heru memerah kemudian Fifi mengelus kepala Heru sambil berkata ‘duh, manisnya..’ lalu Heru menjawab ‘jangan perlakukan aku seperti anak kecil!’.
Aku tertegun. Segera aku pergi dan menutup pintu dengan sedikit kasar. Air mataku mengalir. Benar dugaanku. Heru tidak menyukaiku. Hujan gerimis mulai membasahi wajahku. Aku berdiri di depan pagar rumahku sambil terus menangis. Tak lama, Heru berlari menuju ke arahku.
“dara.. maaf ya yang tadi..”katanya.
Aku terdiam.
“dara…”kata Heru.
“ternyata selama ini kamu nggak suka sama aku kan?! Kamu suka sama Fifi kan?! Ngaku ajalah! Maaf maaf aja ya! Tapi kamu nggak pantes sama Fifi!!”kataku kemudian berlari ke dalam rumah.
~♫~♫~♫~
Hari ini adalah hari resepsi pernikahan Kak Key dan Fifi. Dan sampai hari ini aku dan Heru tak pernah bicara lagi semenjak kejadian itu. Aku cuekin aja kalo Heru ngomong. Rasanya emang agak sedih. Tapi mau gimana? Dia kan ternyata suka sama kakak iparnya. Bukan sama aku..
“selamat ya.. kalian serasi banget”kataku mengucapkan selamat pada Kak Key dan Fifi di pelaminan sambil menyerahkan sebuah kado pernikahan.
“wah.. makasih ya”jawab Kak Key dan Fifi bersamaan. Benar-benar pasangan yang bikin iri!
“kak, ntar bouquet bunganya lempar ke aku ya!”kataku penuh semangat.
“oke deh..”jawab Fifi.
“tangan kamu kecil. Mana bisa nangkap bouquet bunga. Biar aku aja..”kata Heru yang tiba-tiba berdiri di belakangku.
DEG! Aku sangat kaget melihatnya. Dia terlihat sangat keren dengan memakai setelan jas warna putih. Tapi dengan cepat aku memalingkan mukaku. Heru menyun-manyun kemudian pergi ke arah meja makan.
“heii.. jangan segalak itu sama Heru. Waktu itu aku pernah bilang ke Heru ‘kalau jahat terus sama Dara ntar dia nggak mau nikah sama kamu lho’ terus mukanya Heru jadi merah dan dia salah tingkat. Kalian berdua ini lucu banget lho.. hehe”kata Fifi.
Aku kaget mendengar perkataan Fifi. Jangan-jangan aku salah paham soal yang kulihat tempo hari. Aku segera berlari menuju ketempat Heru berada. Namun, karena aku memakai high heels dan lantai sangat licin…
“uwaaaaa!!”
Praanggg…
Bruk!! Aku terjatuh di badan Heru dan aku menimpanya!! Aku segera bangun. Terkejut bercampur malu. Kuulurkan tanganku kepada Heru. Beberapa piring pecah. Dan.. astaga!! Tangan Heru terkena serpihan piring.
“aduh.. maaf, maaf, maaf.. ayo, biar aku obatin…”kataku segera menarik tangan Heru ke ruang ganti. Disana ada tasku dan beberapa alat-alat p3k.
Kubalut luka di tangan Heru menggunakan plester. Ia hanya menurut dan diam. Tak banyak tingkah. Tak banyak bicara. Aku jadi tidak enak padanya. Aku memarahinya tanpa sebab.
“selesai..”kataku sambil menutup kotak p3k itu.
Cukup lama kami terdiam. Sepertinya sama-sama salah tingkah. Aku sangat malu. Sudah seenaknya memutuskan, kemudian menimpanya di depan banyak orang.. tapi, kenapa dia nggak marah??
“aku..”tiba-tiba aku dan Heru bicara serempak.
“iya??”kembali kami bicara bersamaan.
“kamu duluan..”kataku sambil menunduk.
“maaf ya..”kata Heru.
“untuk apa? Harusnya aku yang minta maaf..”kataku sambil tersenyum simpul.
“iya juga ya..”katanya dengan gaya jailnya. Membuatku tiba-tiba kesal lagi. Dia memang nggak ngerti suasana.
Kembali kami terdiam. Kali ini lebih lama dari yang tadi. Kami terkejut ketika melihat seseorang masuk ke ruang ganti. Yama, adik Fifi. Datang dengan membawa sebuah bouqet. Ah!! Bouquet?? Berarti aku telat dong buat dapetinnya!
“aa.. apa aku ganggu?? Maaf.. maaf!!”kata Yama kemudian menutup pintu.
“Yama!”kataku, tapi terdengar derap langkah. Sepertinya dia berlari menuju tempat pesta.
“ayo kita ke tempat pesta lagi”kata Heru. Ia bangkit dari duduknya.
Aku tidak ingin seperti ini! Aku butuh kepastian akan hubungan kami. Kugenggam tangannya. Ia menoleh.
“tunggu”kataku.
“kenapa??”Tanyanya.
“jawab.. apa kamu mencintai aku??”tanyaku dengan wajah yang sepertinya seperti udang rebus.
“anak kecil mana boleh ngomong gitu”katanya sambil tersenyum jahil.
“jawablah..”kataku memasang tampang serius.
Heru nempaknya melihat keseriusanku. Ia merubah mimic wajahnya. Ia terdiam.
“Heru..”kataku.
Tiba-tiba saja Heru menciumku. Aku sangat terkejut. Ia kemudian menarik tanganku untuk menuju ke tempat pesta.
“sekarang udah tau jawabannya?”tanya Heru.
“iya..”kataku sambil tersenyum.
Ternyata kami sudah cukup mesra ya!! ^^




No comments: