Temen-temenku
bilang, jatuh cinta itu enak. Pacaran itu asyik. Tapi buat aku, kayaknya jatuh
cinta itu musibah deh! Apalagi pacaran.. menyiksa banget. Bukan karena aku
jomblo bilang gini. Justru karena aku punya pacar! Namanya Heru, dia cool
banget.. tapi omongannya itu lho. Nyebelin banget. Belum lagi tingkah jailnya.
Bikin aku selalu darah tinggi kalo deket-deket dia.. Udah satu bulan aku sama
Heru pacaran. Tapi hubungan kami jauh dari mesra! Bahkan, dia nggak berubah
sama sekali. Rajin ngejek, jailin aku dan lainnya.
~☺~♫~
“aduuhh…
romantis banget filmnyaaa~~”gumamku saat drama ‘Creating Destiny’ selesai.
“film
apaan tuh? Bagusan juga nonton film action! Kenapa juga sih harus nonton di
rumahku? Kenapa nggak di rumah kamu aja?”protes Heru sambil membuka Chitato-nya.
“aku
kan pengen nonton disini~. Coba ada yang nyatain cinta ke aku kayak di film ya.
Pasti romantis banget”gumamku membayangkan adegan terakhir di film tadi.
“aduh.
Anak kecil belum pantes ngomongin cinta-cintaan deh”kata Heru jail.
“aku
pulang,ah!”kataku jengkel lalu beranjak untuk pergi.
Kukira
Heru bakalan cegah aku biar tetep di rumahnya. Tapi ternyata dia malah ketawa
ngakak sambil ganti chanel TV. ‘dasar
cowok jahat!’batinku jengkel.
Di
kamar, aku merenung. Dan aku ambil keputusan. Heru nganggap aku masih
anak-anak. Makanya dia suka ngomong kayak gitu. Oke deh, aku bakalan jadi gadis
dewasa biar kamu lengket sama aku dan bakal bilang ‘I love you’ tiap satu jam
sekali!!
Pukul
07.30 p.m~~~
“Dara,
anterin kue untuk tetangga ya..”kata mama.
“oke
ma. Tunggu bentar ya!”kataku semangat.
->>
beberapa menit kemudian.
“ini
kue. Oleh-oleh dari papa”kataku sambil memberikan sekotak kue sambil menunduk
dan menutup wajah dengan topi.
“makasih.
Lho, kok malem-malem make topi,sih?”tanya Heru heran.
“nggak
apa-apa”kataku.
Srat!
Topiku ditarik sama Heru. Ia bengong melihat wajahku. Cukup lama dia diam.
Kemudian.. ia tertawa terbahak-bahak. Membuatku jengkel luar biasa. Sudah
kuduga dia bakal ketawa.
“hahahahahahahahahahaha…
kamu mau jadi badut ya? Lipstick berantakan gitu.. haahahaa”kata Heru.
“aku
pulang”kataku. Tapi Heru menggenggam tanganku. Tawanya agak mereda.
“aduh,jangan
ngambek ,dong. Sini aku benerin. Yuk masuk dulu”kata Heru.
Aku
menurut. Heru menyuruh aku duduk di teras rumahnya sementara dia mengambil
beberapa alat rias mamanya. Tak lama, ia kembali dengan beberapa alat rias
dasar. Heru tersenyum sambil mengambil sebuah lipstik.
“liat
ke sini. Biar kubetulin lipstick kamu”kata Heru.
Aku
menghadapnya. Heru mulai ‘mewarnai’ bibirku dengan lipstick. Jantungku kembali
berdegup kencang. Wajah Heru tak jauh dari wajahku. Mungkin wajahku saat ini
sudah semerah lipstick yang dipakaikan Heru kepadaku. Tak lama, ia selesai.
“eng..
Dara…”gumam Heru.
“ya??”tanyaku
sedikit bergetar karena terlalu gugup.
Tiba-tiba
saja pintu pagar terbuka. Kak Key dan Fifi masuk dengan membawa beberapa kotak
besar. Aku bingung. Dari mana ya mereka?
“aduh..
kami ganggu ya?”tanya Fifi.
Dengan
cepat aku menoleh.
“nggak
kok kak!!!”kataku spontan sambil mundur menjauh dari Heru yang masih memegang
lipstick di tangannya. Ntar dikira macam-macam pula.
Kak
Key dan Fifi terdiam. Saling menoleh. Mereka terlihat bingung. Aku menjadi
makin heran.
“bibirmu…
kenapa??”tanya Kak Key.
“hah?!”aku
kaget. Dengan segera kuambil cermin dan berkaca. Aku sangat terkejut melihat
bibirku belepotan lipstick dan berpola ‘love’ mirip bibir Jeng Kelin. Kulirik
Heru tajam-tajam. Ia terlihat mati-matian menahan tawa. Sialan! Padahal aku
udah sampe deg-deg an gitu. Nggak taunya dikerjain!
“Heruuuu!!!!”kataku
kesal luar biasa.
Heru
segera berlari masuk ke dalam rumah. Aku beranjak masuk untuk mengejarnya. Kutemukan
dia ngumpet di belakang lemari. Kutangkap dia dan kutendang kakinya. Dia
merintih sambil minta maaf. Dengan terpaksa kumaafkan iblis ganteng ini.
“udah-udah…
ohya,Dara! Ini undangan buat kamu.. datang ya!”kata Kak Key sambil menyerahkan
sebuah undangan… undangan berwarna silver itu terlihat sangat mewah dan cantik.
Judul besarnya… THE WEDDING.
“waahhh..
kalian mau menikah?? Selamat yaaa!!!”kataku sangat semangat.
“iya….
Pokoknya awas lho kalo ngga dateng”kata Fifi sambil tersenyum manis.
Aduh,
mesra banget mereka berdua ini. Bener-bener pasangan ideal yang bikin iri semua
orang. Saling berbagi kebahagiaan. Nggak kayak aku sama Heru. Dia jahat. Dia
jail. Apa aku juga bisa menikah suatu hari nanti sama Heru ya kalo kami nggak romantis
kayak gini??
“Dara..
sini, biar aku betulin make-up nya..”panggil Fifi membuyarkan lamunanku.
“iya!”kataku.
Fifi
mengeluarkan tas nya yang berwarna pink lalu mengambil sebuah kotak kecil.
Isinya beraneka alat rias. Kebanyakan alat riasnya bermerk terkenal. Fifi
membersihkan lipstick ‘karya’ Heru dan memoles lipstik warna pink dengan rapid
an cantik. Benar-benar perempuan yang sempurna.
“aku
juga pengen deh beli alat-alat rias… biar bisa dandan. Siapa tau Heru bisa jadi
lebih baik dan lebih romantic kalo aku dandan..”gumamku. fifi tersenyum.
“gimana
kalo besok sepulang sekolah kamu ke sini biar kakak dandanin kamu. Kita bikin
surprise buat Heru..”kata Fifi.
Aku
langsung mengangguk semangat kemudian pamit untuk pulang. Liat aja,Heru! Aku
bakal jadi gadis yang sempurna buat kamu!!!
≈>
keesokan harinya……
“hmm..
Dara cocok pake dress mini warna biru muda.. terus make-up nya tipis aja…
rambutnya diginiin.. nah, sempurna dehh!!”
Fifi
memberikanku cermin. Dia memang pandai merias. Baru kuakui kali ini kalau aku
memang cantik! Pasti Heru akan sangat terkejut jika melihatku nanti. :D
Pukul
4 sore, pintu dibuka. Itu pasti Heru yang baru pulang ari kegiatan klub. Fifi
membukakan pintu dan mengajak Heru untuk ke ruang tamu karena Fifi akan
memperlihatkan ‘seseorang’.
Heru
melihatku. Pandangannya sedikit heran. Aku menatapnya sedikit tegang.
“ayo..
komentar dong… gimana?”kata Fifi karena melihat Heru hanya diam.
“itu
siapa sih?”tanya Heru.
Rasanya
aku bagaikan ditimpah pesawat ulang alik mendengar perkataan Heru. Aku langsung
cemberut. Fifi melihatku sekilas kemudian dia menatap Heru jengkel. Yang
ditatap cuek.
“ini
aku bodohh!!”kataku kesal.
Heru
tertawa terbahak-bahak.
“anak
kecil nggak pantes didandanin aneh-aneh.. hahaha”komentarnya.
Fifi
menyeret Heru ke ruang makan untuk bicara. Aku hanya diam. Mau nangis rasanya.
Jangan-jangan Heru nggak mencintai aku!!!
Kuhapus
riasan karya ‘Fifi’. Aku mau pulang. Tanpa sengaja, aku melewati ruang makan
dan melihat Heru dan Fifi yang masih bicara. Kulihat wajah Heru memerah
kemudian Fifi mengelus kepala Heru sambil berkata ‘duh, manisnya..’ lalu Heru menjawab ‘jangan perlakukan aku seperti anak kecil!’.
Aku
tertegun. Segera aku pergi dan menutup pintu dengan sedikit kasar. Air mataku
mengalir. Benar dugaanku. Heru tidak menyukaiku. Hujan gerimis mulai membasahi
wajahku. Aku berdiri di depan pagar rumahku sambil terus menangis. Tak lama,
Heru berlari menuju ke arahku.
“dara..
maaf ya yang tadi..”katanya.
Aku
terdiam.
“dara…”kata
Heru.
“ternyata
selama ini kamu nggak suka sama aku kan?! Kamu suka sama Fifi kan?! Ngaku
ajalah! Maaf maaf aja ya! Tapi kamu nggak pantes sama Fifi!!”kataku kemudian
berlari ke dalam rumah.
~♫~♫~♫~
Hari
ini adalah hari resepsi pernikahan Kak Key dan Fifi. Dan sampai hari ini aku
dan Heru tak pernah bicara lagi semenjak kejadian itu. Aku cuekin aja kalo Heru
ngomong. Rasanya emang agak sedih. Tapi mau gimana? Dia kan ternyata suka sama
kakak iparnya. Bukan sama aku..
“selamat
ya.. kalian serasi banget”kataku mengucapkan selamat pada Kak Key dan Fifi di
pelaminan sambil menyerahkan sebuah kado pernikahan.
“wah..
makasih ya”jawab Kak Key dan Fifi bersamaan. Benar-benar pasangan yang bikin
iri!
“kak,
ntar bouquet bunganya lempar ke aku ya!”kataku penuh semangat.
“oke
deh..”jawab Fifi.
“tangan
kamu kecil. Mana bisa nangkap bouquet bunga. Biar aku aja..”kata Heru yang
tiba-tiba berdiri di belakangku.
DEG!
Aku sangat kaget melihatnya. Dia terlihat sangat keren dengan memakai setelan
jas warna putih. Tapi dengan cepat aku memalingkan mukaku. Heru menyun-manyun
kemudian pergi ke arah meja makan.
“heii..
jangan segalak itu sama Heru. Waktu itu aku pernah bilang ke Heru ‘kalau jahat
terus sama Dara ntar dia nggak mau nikah sama kamu lho’ terus mukanya Heru jadi
merah dan dia salah tingkat. Kalian berdua ini lucu banget lho.. hehe”kata
Fifi.
Aku
kaget mendengar perkataan Fifi. Jangan-jangan aku salah paham soal yang kulihat
tempo hari. Aku segera berlari menuju ketempat Heru berada. Namun, karena aku
memakai high heels dan lantai sangat licin…
“uwaaaaa!!”
Praanggg…
Bruk!!
Aku terjatuh di badan Heru dan aku menimpanya!! Aku segera bangun. Terkejut
bercampur malu. Kuulurkan tanganku kepada Heru. Beberapa piring pecah. Dan..
astaga!! Tangan Heru terkena serpihan piring.
“aduh..
maaf, maaf, maaf.. ayo, biar aku obatin…”kataku segera menarik tangan Heru ke ruang
ganti. Disana ada tasku dan beberapa alat-alat p3k.
Kubalut
luka di tangan Heru menggunakan plester. Ia hanya menurut dan diam. Tak banyak
tingkah. Tak banyak bicara. Aku jadi tidak enak padanya. Aku memarahinya tanpa
sebab.
“selesai..”kataku
sambil menutup kotak p3k itu.
Cukup
lama kami terdiam. Sepertinya sama-sama salah tingkah. Aku sangat malu. Sudah
seenaknya memutuskan, kemudian menimpanya di depan banyak orang.. tapi, kenapa
dia nggak marah??
“aku..”tiba-tiba
aku dan Heru bicara serempak.
“iya??”kembali
kami bicara bersamaan.
“kamu
duluan..”kataku sambil menunduk.
“maaf
ya..”kata Heru.
“untuk
apa? Harusnya aku yang minta maaf..”kataku sambil tersenyum simpul.
“iya
juga ya..”katanya dengan gaya jailnya. Membuatku tiba-tiba kesal lagi. Dia
memang nggak ngerti suasana.
Kembali
kami terdiam. Kali ini lebih lama dari yang tadi. Kami terkejut ketika melihat seseorang
masuk ke ruang ganti. Yama, adik Fifi. Datang dengan membawa sebuah bouqet.
Ah!! Bouquet?? Berarti aku telat dong buat dapetinnya!
“aa..
apa aku ganggu?? Maaf.. maaf!!”kata Yama kemudian menutup pintu.
“Yama!”kataku,
tapi terdengar derap langkah. Sepertinya dia berlari menuju tempat pesta.
“ayo
kita ke tempat pesta lagi”kata Heru. Ia bangkit dari duduknya.
Aku
tidak ingin seperti ini! Aku butuh kepastian akan hubungan kami. Kugenggam
tangannya. Ia menoleh.
“tunggu”kataku.
“kenapa??”Tanyanya.
“jawab..
apa kamu mencintai aku??”tanyaku dengan wajah yang sepertinya seperti udang
rebus.
“anak
kecil mana boleh ngomong gitu”katanya sambil tersenyum jahil.
“jawablah..”kataku
memasang tampang serius.
Heru
nempaknya melihat keseriusanku. Ia merubah mimic wajahnya. Ia terdiam.
“Heru..”kataku.
Tiba-tiba
saja Heru menciumku. Aku sangat terkejut. Ia kemudian menarik tanganku untuk
menuju ke tempat pesta.
“sekarang
udah tau jawabannya?”tanya Heru.
“iya..”kataku
sambil tersenyum.
Ternyata
kami sudah cukup mesra ya!! ^^
No comments:
Post a Comment