“tapi.. kenapa aku bisa ingat kehidupanku di masa lalu?
Bukannya aku tidak akan ingat sama sekali tentang kehidupan sebelum
reinkarnasi?”ucap Kirarin, pandangan matanya menjadi nanar.
Rachel menatap Kirarin dengan tatapan sinis.
“kau tak perlu tau alasannya, penghianat!!”kata Rachel.
“Rachel.. ini semua salah paham..”lirih Makoto.
“diam kau, Charlie!”bentak Rachel. Matanya berkaca-kaca.
“Rachel.. biar kujelaskan semuanya.. sungguh, ini semua salah
paham..”kata Kirarin.
“diam kau!”Rachel berteriak sambil mengambil sebuah pistol
dari sakunya dan mengarahkan mulut pistol itu ke arah Kirarin.
“Ra..Rachel..”
“aku sudah menderita karena dua orang yang paling kupercaya
ternyata mengianatiku.. sebelum aku mati, tiba-tiba arloji ini bersinar dan aku
berada di New York pada abad 21. Tentu aku bingung. Tapi, akhirnya aku mengerti
alasannya. Aku diberi kesempatan untuk membalaskan dendamku pada kalian berdua.
Jika dulu aku menderita karena kau merebut Charlie dariku, kini saatnya kurebut
Makoto darimu!!”kata Rachel dengan air mata yang mengalir deras dari matanya.
Kirarin sangat takut. Tubuhnya menggigil. Ia tak sanggup
menatap wajah Rachel yang penuh dengan kebencian padanya.
“Rachel.. bukannya kita ini teman?”tanya Kirarin.
“cih! Kamu pasti sangat putus asa sehingga berkata begitu!
Maaf saja. Aku tak akan luluh dengan pertanyaan bodoh seperti itu! Aku tak akan
pernah percaya lagi pada kalian berdua!”kata Rachel dan DORR!! Ia menembakkan
pistolnya. Mengenai kaki kiri Kirarin.
“AAAARRGGHHH!”Kirarin berteriak kesakitan. Darah segar
mengalir dari kaki kirinya.
“Kirarin!!”kata Makoto. Ia berusaha melepas tali yang melilit
tubuhnya. Namun tak bisa juga.
“bagaimana? Sakit? Huh! Rasa sakit yang kurasakan tak ada
apa-apanya dibanding rasa sakitmu itu tahu!!! Rasakan kutukan karena
menghianati teman sendiri”kata Rachel.
“memang..”lirih Kirarin.
“huh?”tanya Rachel bingung.
“aku memang pernah berselingkuh dengan Charlie.. jadi, kamu
pantas marah dan benci padaku,Rachel.. silakan! Tembak lagi aku! jika itu bisa
menghilangkan rasa sakit di hatimu itu!!”kata Kirarin. Air matanya mulai
mengalir deras.
“bodoh! Lari Kirarin!”kata Makoto.
“huh! Akhirnya kau mengakuinya juga!”kata Rachel. Dorr!! Ia
kembali menembak Kirarin. Kali ini terkena lengan kanannya.
Rachel juga berteriak, mencaci maki Kirarin sambil menampar
dan merobek-robek baju Kirarin. Kirarin hanya diam. Berurai air mata menahan
sakitnya.
“rasakan ini!! Juga ini!! Kamu harus merasakan sakit yang
lebih dariku! Kamu harus lebih menderita dariku!! Kamu tidak boleh merasakan
kebahagiaan!! Aaaararrgghh!!! Terkutuklah kamu!! Dasar manusia licik! Manusia
kotor!!”maki Rachel dengan berurai air mata.
Kirarin hanya diam sambil menangis. Ia sama sekali tidak
melawan walau di tubuhnya penuh luka dan darah. Rachel semakin menjadi-jadi. Ia
mencakar Kirarin. Kemudian Rachel menendang tubuh Kirarin sampai Kirarin
tersungkur di depan kaki Rachel.
Rachel menghela nafasnya yang memburu karena emosi yang luar
biasa. Ia juga menyeka air matanya. Kirarin tak bergerak. Makoto menjadi sangat
khawatir.
“hentikan semuanya Rachel! Kamu sudah keterlaluan! Yang
harusnya kamu siksa itu aku!!”kata Makoto.
“diam,Charlie! Aku akan menyiksamu setelah aku puas menyiksa Laurance!”kata
Rachel.
“Ra..Rachel.. kenapa.. kamu berhenti… ke.. kenapa? Aku.. belum
bisa.. menebus dosa.. ku bukan?”lirih Kirarin.
“tentu aku belum berhenti!!!”kata Rachel.
Rachel mengangkat wajah Kirarin yang tersungkur dengan kasar.
Tiba-tiba jantung Rachel berdegup kencang ketika dilihatnya Kirarin tersenyum sedih sambil menatapnya dengan
penuh kasih sayang.
“ke..napa? sebagai sahabat.. yang kau percaya.. aku sudah
sangat berdosa padamu.. jika ini semua.. bisa membuatmu bisa memaafkan.. aku..
silakan saja..” lirih Kirarin dengan nafas terputus-putus.
“baik! Aku tak akan kasihan padamu! Dan jangan pernah menyesal
telah berkata begitu!!”kata Rachel. Ia bersiap menembakkan pistol ke arah kepala Kirarin.
“bersiaplah untuk mati”kata Rachel.
Tiba-tiba, Makoto menggenggam tangan Rachel. Ia berhasil
melepas ikatan di tangannya dan selotip di mulutnya.
“Charlie! Lepas! Atau kau yang akan kubunuh!”jerit Rachel
sambil berusaha melepas tangannya.
“bunuhlah! Bunuh saja! Kalau kau bunuh aku! maka kau jauh
lebih kejam dari Elizabeth Betroy ! Kau tau?! Kau bahkan sekarang jauh lebih
kejam daripada wanita yang telah membunuh 600 orang demi kecantikan
itu!!”bentak Makoto.
“kau tidak mengerti perasaanku.. kau tak mengerti betapa aku
mencintaimu.. kau tidak mengerti perasaanku pada Laurance.. kau...”tiba-tiba
suara Rachel menjadi lirih.
“aku mengerti Rachel. Aku sangat mengerti. Aku sudah
mengetahui reinkarnasi ini dua hari setelah kau datang. Aku ingin memperbaiki
semuanya. Aku ingin kembali menjalin hubungan yang lebih baik denganmu.. aku
menyukaimu dan menyayangimu lebih dari apapun..”kata Makoto.
“lalu.. kenapa kau berselingkuh?! Hah?!”suara Rachel kembali
meninggi.
“aku memang sempat berselingkuh dengan Laurance. Namun, kami
memutuskan untuk menghentikan semuanya karena ini perbuatan yang salah. Kemudian,
semuanya kembali seperti semula. Aku sudah menganggap Laurance seperti adik
sendiri. Dan aku sering cerita banyak hal. Terutama tentangmu. Dan di hari
kematianmu itu.. kami sedang mendesain gaun untuk kado ulang tahunmu.. kau
tau?”jelas Makoto.
“hah! Lelucon yang aneh! Lalu bisa kau jelaskan bagaimana kau
bisa pura-pura mati dan tusukan Laurance padaku?!”kata Rachel.
“itu semua bagian dari ulang tahunmu. Kami ingin member
kejutan. Mulanya, kuminta Laurance untuk menyuntikkan obat tidur padamu. Tapi
ternyata dalam jarum suntik itu berisi racun. Dan baru kami ketahui kalau
ternyata yang memasukkan racun ke dalam suntikan itu adalah ibumu,Rachel!!”kata
Makoto.
“bo..bohong..”kata Rachel. Air matanya mengalir kembali.
“aku tidak akan bohong.. Laurance sangat merasa berdosa
padamu. Apalagi kau mati dalam keadaan mengetahui bahwa kami berselingkuh.
Seumur hidup ia terus memikirkanmu dan akhirnya jatuh sakit dan meninggal
dunia!”kata Makoto.
Pistol di tangan Rachel jatuh. Ia menangis tersedu-sedu. Ia
terduduk. Makoto menyingkirkan pistol itu dari hadapan Rachel.
“kenapa aku harus mengalami hidup seperti ini???!!!!”jerit
Rachel.
Makoto memeluk Rachel. Setelah Rachel agak tenang. Ia melepasnya.
“bukan salahmu juga..”bisik Makoto.
Tiba-tiba,Rachel teringat! Kirarin!
“Laurance..”lirih Rachel sambil mengangkat kepala Kirarin dan
mengusap darah di wajahnya. Kirarin tak membuka matanya. Matanya terpejam erat.
Tangis Rachel kembali tumpah.
“Laurance! Please, open your eyes!! Maaf.. maafkan aku..
buka.. buka matamu!”isak Rachel.
Terdengar suara hujan dari luar rumah itu. Suasana sangat
mengenaskan.. Kirarin tak juga membuka matanya. Jantung Rachel dan Makoto
berdegup kencang. Apakah Kirarin?
“Laurance.. buka! Buka matamu! Kita ini teman! Ya, kita ini
teman! Maafkan aku.. Laurance! Ayo,bukalah matamu!!!!”kata Rachel.
Tiba-tiba, Kirarin membuka matanya.
“ya.. kita teman.. kamu.. memaafkan aku..?”tanya Kirarin.
“yes! Of course!!”kata Rachel.
“Ra.. Rachel.. kamu kenapa?”tanya Makoto tiba-tiba.
“ada apa?”Rachel balik bertanya.
“tubuhmu.. jadi transparan..”kata Makoto.
“ah. Sepertinya waktuku sudah mulai habis..”kata Rachel.
“apa? Apa maksudmu?”tanya Makoto.
“aku harus segera pergi dari sini.. waktuku di dunia ini sudah
habis.. aku juga sudah tau kenyataan yang sebenarnya.. kalian.. hiduplah dengan
damai. Mohon maafkan aku.”kata Rachel.
Kirarin bangun dengan sekuat tenaga. Ia memeluk Rachel. Tangis
Kirarin pecah.
“kita sahabat selamanya! Walaupun kita bereinkarnasi berulang
kali. Kita akan tetap jadi sahabat dan terus berteman. Jangan sampai kejadian
ini terulang lagi..”kata Kirarin.
“ya.. kutunggu kau di kehidupan yang selanjutnya ya..”kata
Rachel sambil tersenyum. Arloji di tangannya bersinar. Setelah itu, Rachel
menghilang.
Kirarin terjatuh dan pingsan. Makoto segera membawanya ke
rumah sakit. Kirarin dirawat di rumah sakit selama dua minggu. Kirarin berkata kalau ia terjatuh saat mengantar
Rachel ke bandara. Untung saja orang tuanya tidak curiga.
☼♥≈≈♪≈≈♥☼
“Kirarin-chan!! Akhirnya kamu kembali ke sekolah juga!!”kata
Yamaguchi Erika.
“terimakasih..”kata Kirarin sambil tersenyum.
Sambutan seisi kelas terasa sangat menyenangkan. Setelah lama
dirawat di rumah sakit. Akhirnya Kirarin kembali ke sekolah. Saat istirahat,
Midori mengajak Kirarin makan siang bersama.
“rasanya Kirarin-san sudah berbaikan dengan Rachel-san yang
sudah kembali ke Amerika ya..”kata Midori.
“iya… kami sudah berbaikan.. rasanya senang sekali.. tapi, dia
ngga kembali ke Amerika kok..”kata Kirarin sambil tersenyum.
“eh? Jadi kemana?”tanya Midori heran.
“disini”kata Kirarin sambil menunjuk dadanya.
“dalam hatiku”kata Kirarin lagi.
“ahahaa… lebay ah..”kata Midori.
“ehehe..”Kirarin ikut tertawa.
Mereka kembali ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi.
Pelajaran dimulai. Sekolah kembali seperti biasa. Seakan tak pernah terjadi
apapun..
☼♥≈≈♪≈≈♥☼
Beberapa tahun kemudian, di New York..
“Kirarin.. sudah siap?”tanya Makoto.
“tentu..”kata Kirarin sambil tersenyum.
“gaun pengantin sudah siap di sana kan?”tanya Makoto sambil
mendorong sebuah koper.
“sudah.. berapa kali sudah kubilang?”tanya Kirarin.
“iya..iya..”kata Makoto.
“kau serius akan mengundang teman sekelas kita waaktu di SMP
dulu?”tanya Kirarin.
“iya dong.. ini kan pernikahan kita.. lagipula, teman SMP kita
dulu saksi tantang kenyataan ratusan tahun yang lalu ”kata Makoto sambil
mengedipkan matanya.
“ya.. mereka semua saksi walaupun mereka tak tau
kenyataannya..”kata Kirarin sambil tersenyum.
♥The End♥
Cerita kali ini berakhir sampai
disini. Gimana ceritanya minna???
Karin bakal posting lagi cerita
lainnya yang lebih seruuu.. :3
Arigatou udah baca. v_v
1 comment:
Naisu sutoori ^^
Tp knpa ga dcrtain ibuny kok bsa bnci sma Rachel?
Post a Comment