Makoto beberapa kali menelpon Kirarin. Tapi, Kirarin tak mau
menyentuh ponselnya sama sekali. Ia menangis tersedu-sedu di bangku taman. Ia
tak pernah sekalipun menyakiti Rachel. Tapi, kenapa Rachel bisa berkata seperti
itu padanya?!
“lho? Kirarin-san?”Midori yang tengah lewat terkejut melihat
Kirarin menangis sendirian.
“Midori-san….”kata Kirarin.
“aduh. Lihat matamu yang bengkak itu! Ini tisuue. Ayo, usap
air matamu..”kata Midori sambil duduk dan memberikan Kirarin selembar tissue.
Kirarin mengelap air matanya.
“maaf merepotkan..”kata Kirarin.
“ngga apa-apa.. kenapa kamu nangis sendirian disini?”tanya
Midori.
Kirarin menjelaskan semuanya pada Midori. Air matanya kembali
jatuh. Midori mau tak mau harus menenangkan Kirarin terlebih dahulu. Setelah
hampir setengah jam, barulah Kirarin tenang kembali.
“tak kusangka Rachel-san sejahat itu..”gumam Midori.
“ya.. aku bahkan ngga pernah ketemu dia sebelumnya. Gimana
mungkin aku jahatin dia?”ungkap Kirarin.
“kalau menurutku sih, acuhkan saja si Rachel itu. Jangan
terpengaruh. Toh, kamu kan mencintai Makoto dan ngga ada siapapun yang berhak
melarang oran jatuh cinta…”kata Midori.
“jadi, menurutmu aku boleh menyatakan perasaanku?”tanya
Kirarin.
“sure! Why not?”kata
Midori sambil mengacungkan jempolnya.
Mereka berdua mengobrol sampai tak terasa hari sudah mulai
gelap. Mereka berdua pulang ke rumah masing-masing.
»♪۞♥♪۞♥«
“Kirarin.. tadi ada telepon dari Makoto”kata Ibu Kirarin saat
melihat Kirarin pulang.
“ohya? Apa katanya,bu?”tanya Kirarin.
“dia bilang. Dia mau ketemu kamu sebelum dia berangkat ke
Amerika..”
“di mana bu?”
“di rumahnya Rachel..”
Kirarin terkejut. Ia segera berlari ke luar. Menuju ke rumah
Rachel.
“hei, mau kemana?!”kata Ibu Kirarin melihat anaknya pergi
dengan tergesa.
Di depan rumah Rachel, Kirarin mengetuk pintu. Aneh, pintunya
tak terkunci. Kirari n masuk.
“Rachel-kun? Makoto? Kalian di dalam?”tanya Kirarin.
Tiba-tiba lampu mati. Kirarin terkejut dan takut. Ia membuka
pintu, namun ternyata pintu itu terkunci. Kirarin mencoba untuk tenang. Ia
mengidupkan ponselnya sebagai pengganti senter.
“Rachel??? Makoto??”teriak Kirarin. Tak ada jawaban.
Kirarin naik ke lantai atas, menuju kamar Rachel. Tak ada
siapapun juga. Ia mengitari seisi rumah dan tak ada tanda-tanda bahwa Rachel
ataupun Makoto ada di sana.
Tiba-tiba, terdengar teriakan Makoto dari lantai bawah.
Kirarin segera berlari ke ruang tamu di lantai bawah. Ia merasa merinding dan
takut. Ruang tamu itu diterangi lilin. Dan Makoto duduk di sofa dengan posisi
tangan dan kakinya diikat dan mulutnya yang ditutup dengan selotip. Rachel
berdiri di depannya menggenggam sebuah arlohi yang berlumuran darah.
“Makoto!!!”teriak Kirarin.
“welcome, Laurance
Giannata..”kata Rachel.
“Rachel-kun?! Apa yang kau lakukan?! Apa yang sebetulnya
terjadi?!”tanya Kirarin.
“don’t you remember me?!”tanya
Rachel dengan tatapan yang menyeramkan.
“apa maksudmu?”tanya Kirarin.
“alright.. I’ll tell you
what actually happen..”kata Rachel. Ia memutar jarum jam arloji di
tangannya.
Tiba-tiba, kepala Kirarin menjadi sangat pusing dan tulangnya
seakan meleleh.
200 tahun yang
lalu…
Hari yang cerah
di kota Vrenchville. Seorang wanita bergaun putih tengah menyirami kebun di
halaman rumahnya. Sesekali ia bernyanyi dan menyapa orang yang lewat di depan
rumahnya.
“Rachel
Homsterlin! Sudah lama aku tidak mengunjungimu!”sapa seorang wanita bergaun
biru.
“Laurance!!
Akhirnya kau mengunjungiku!”kata Rachel. Ia segera membukakan pintu pagar
rumahnya untuk Laurance.
Kedua wanita itu
masuk ke dalam rumah. Duduk di ruang tamu dan berbincang-bincang melepas rindu.
“kukira kau akan
sangat sibuk dengan butikmu di New York dan tak akan mengunjungiku lagi..”kata
Rachel.
“tentu aku
sibuk. Tapi bukan berarti aku tak akan mengunjungimu. Ohya, aku membawakanmu
hadiah pernikahan”kata Laurance sambil memberikan sebuah kotak.
“boleh
kubuka?”tanya Rachel.
“tentu”jawab
Laurance.
Rachel membuka
kotak itu. Sebuah gaun yang sangat mewah. Rachel segera memeluk sahabatnya. Di
tengah pembicaraan mereka, tiba-tiba pintu dibuka. Masuklah seorang lelaki.
“ah! Kebetulan!
Laurance, ini dia suamiku. Charlie Homsterlin!”kata Rachel.
“salam kenal ya.
Namaku Laurance Giannata”kata Laurance.
“salam kenal.
Aku Charlie Homsterlin..”kata lelaki itu.
Beberapa bulan
kemudian, Rachel dan Charlie memutuskan untuk pindah ke New York atas saran dan
bantuan Laurance. Charlie bekerja di butik milik Rachel.
Laurance sering
berkunjung ke rumah Rachel. Rachel tentu sangat senang. Tapi, ternyata dibalik
semua itu. Laurance tengah berselingkuh dengan Charlie. Charlie dan Laurance
sering pergi ke luar kota berdua dengan alasan bisnis. Tentu saja Rachel tidak
curiga.
Setahun
kemudian. Rachel yang mulai curiga pada Laurance dan Charlie datang diam-diam
ke butik saat malam hari. Dan ia terkejut ketika melihat Laurance dan Charlie
tengah makan malam berdua di butik tersebut. Rachel segera mendobrak pintu itu
dengan semua amarahnya.
“kalian menghianatiku!”teriak
Rachel.
“tidak. Kau
jangan salah paham!”kata Laurance.
“apanya?! Apanya
yang salah paham?! Semua sudah jelas!!”kata Rachel. Matanya memerah karena
marah dan air mata.
“Rachel…”kata
Charlie sambil bangkit dari duduknya.
Rachel mengambil
sebuah gunting di meja.
“jangan dekati
aku!!!!”teriak Rachel.
Tapi, Charlie
tetap mendekati Rachel. Dan JLEB!! Gunting itu menancap di perut Charlie.
“AAAA”Charlie
menjerit kesakitan kemudian ia terkapar dengan darah yang mengalir dari
perutnya.
“Charlie!!”jerit
Laurance.
“cc..
char…”Rachel terbata-bata.
“lihat apa yang
kau lakukan! Kau memunuh orang,Rachel!!!!!”kata Laurance.
“aku.. aku tidak
bermaksud..”Rachel menangis.
“aku akan
memanggil polisi!”kata Laurance.
“ja.. jangan..
Laurance..”
~~~
Suasana rumah
duka itu terasa sangat mengharukan. Terlebih karena hanya ada sebuah peti, dua
orang sahabat terdekat Charlie dan dua orang wanita di ruangan itu. Laurance
memutuskan untuk tak memanggil polisi.
Rachel menangis
tersedu di samping peti jenazah Charlie. Tiba-tiba, saat ia tengah menangis. Ia
tertusuk oleh sebuah jarum suntik dan terjatuh.
“Charlie.. kau
boleh bangun sekarang..”kata Lurance.
Dan Charlie
terbangun dari peti matinya.
“berhasilkah?”
“ya”
………….
“aku.. ingat…”kata Kirarin. Matanya basah oleh air mata.
Tunggu The Circle of
Crushed: The Love, The Cruel and The Murder 4!!
1 comment:
Oowh...masa lalu yg kejam...
Post a Comment