This is
The LAST EPISODE OF DETECTIVE CONAN / MEITANTEI CONAN / CASE CLOSED!
‘DETECTIVE
CONAN LAST CASE: THE SILVER BULLET VS BIG BOSS. Part 7
Ran membuka matanya perlahan. Seluruh tubuhnya terasa remuk. Ia
terkejut ketika mengetahui bahwa tubuhnya menimpa tubuh Shinichi yang terkapar.
Ia segera bangkit menggunakan kekuatannya yang tersisa. Ia melihat keadaan
sekitarnya. Rasanya Gin dan Bourbon sudah pergi. Hari sudah gelap.
“Shi.. Shi..ni..chi.. ba.. bangun.. berta.. han.. lah..”lirih
Ran sambil mengguncangkan baju Shinichi perlahan.
Shinichi tidak member respon. Air mata Ran kembali menitik. Ia
terus-terusan memanggil nama Shinichi yang tidak juga membuka matanya. Ran
hanya bisa menangis dan terus menangis. Hujan deras mengguyur tiba-tiba.
“Ra.. Ran..”Shinichi tiba-tiba membuka matanya. Ran terkejut
sekaligus senang.
“Shini..chi! kau ba..ngun!”kata Ran.
Shinichi bangkit perlahan , tiba-tiba ia menjerit kesakitan.
“ada apa, Shinichi?”tanya Ran.
“sepertinya ada tulang di kaki kiri dan lengan kiriku yang
patah”kata Shinichi.
“biar kubantu berjalan. Kita harus berteduh,Shinichi..”kata Ran
sambil membantu Shinichi berjalan.
Ran dan Shinichi duduk di bawah beranda rumah sakit. Hujan
disertai angin kencang membuat keduanya menggigil hebat. Wajah Shinichi
terlihat sangat pucat sementara dari tubuh Ran darah terus menetes.
“jika kita tetap disini.. kita akan mati.. apalagi dengan luka
seperti ini.. dan juga, kita harus tau keadaan yang lainnya..”gumam Shinichi.
“tapi, bagaimana caranya?”tanya Ran.
“kita harus pergi ke balai kota sekarang juga..”kata Shinichi.
“itu tidak mungkin! Sedang hujan lebat dan kita tidak bisa
berlari ke sana”kata Ran.
“Ran, tolong ambilkan besi panjang di dekatmu”kata Shinichi.
Ran mengambil sebatang besi yang merupakan puing rumah sakit. Ia
mmenyerahkannya pada Shinichi.
“untuk apa,Shinichi?”tanya Ran.
Shinichi merobek sweaternya menjadi helaian kain. Kemudian ia
membalutkan kain-kain itu ke tubuh Ran yang penuh dengan luka. Kemudian ia
bangkit menggunakan besi itu.
“sekarang kita bisa cepat sampai ke sana. Mungkin kita tidak
bisa berlari, tapi kita masih bisa berjalan. Aku tidak akan pernah menyerah
sampai batas kemampuanku. Memang berbahaya, dan mungkin saja kita akan mati.. Ran,
apa kau akan ikut denganku?”tanya Shinichi.
“tentu ,Shinichi!”kata Ran.
Ran dan Shinichi berjalan menuju balai kota. Hujan tak juga
berhenti. Pakaian dan tubuh mereka basah kuyup, tubuh mereka juga sudah terasa
remuk. Namun, mereka terus menerjang hujan.
Balai kota tidak terlihat. Yang ada hanya sebuah bangunan yang
runtuh yang gosong. Ran segera berlari menuju balai kota itu.
“AAYAAHHH!!!”jerit Ran.
Shinichi segera mengamati bangunan itu.
“Ran. Bangunan ini belum lama runtuh. Masih ada kemungkinan jika
kita ingin menyelamatkan ayahmu dan yang lainnya!”kata Shinichi. Ia berusaha
mengangkat puing-puing yang ada disana.
Hampir satu jam mereka berusaha mengangkat puing-puing bangunan.
Namun, tak seorang pun terlihat. Ran mulai putus asa. Tangannya juga terasa lenyap karena luka di tangannya seakan
memotong tangannya.
“Shinichi.. apa mungkin mereka tertimbun?”tanya Ran.
“kurasa tidak”jawab Shinichi singkat.
‘sial. Kurasa mereka semua
memang telah tertimbun beton-beton ini. Yang bisa kulakukan hanya berjuang dan menunggu
keajaiban’batin Shinichi.
Shinichi menatap Ran. Ia terkejut ketika melihat di sekitar Ran
terdapat banyak darah.
“Ran! Tanganmu mengalami pendarahan! Berhenti mengangkat
puing-puing itu!”kata Shinichi sambil memegang tangan Ran.
“lepas! Lepaskan aku! ayahku ada di bawah sini,Shinichi! Aku
harus menyelamatkannya!”jerit Ran.
Saat Ran mengangkat sebuah puing. Muncullah wajah Chianti yang
penuh dengan luka. Untungnya, ia masih bernafas. Shinichi dan Ran
mengeluarkannya dari puing yang menimpanya.
“Chianti”kata Shinichi.
“dimana ayahku?”tanya Ran.
“cih. Percuma saja kalian menyelamatkan mereka. Gin sudah
memasang bom waktu yang akan meledakkan kepulauan izu ini. Lihat, batas waktu
mundurnya ada di tanganku.”kata Chianti sambil menunjukkan sebuah ponsel.
“dimana ayah??!!”bentak Ran sambil mengepalkan tangannya ke arah
Chianti.
“mereka tak jauh dariku tadi. Jadi kurasa mereka ada di sekitar
sini”kata Chianti.
Ran dan Shinichi segera mengangkat dan memindahkan puing-puing
di area itu. Tangis Ran semakin deras. Ia khawatir akan ayah yang sangat ia
sayangi dan ia juga merasa sakit yang luar biasa pada tangannya.
“waktu kalian hanya tinggal 1 jam lagi. Tidak akan cukup untuk
kalian menemukan mereka dan melarikan diri. Lebih baik kalian persiapkan diri
untuk pergi ke neraka”kata Chianti sambil tersenyum.
“huh! Hanya ada satu kebenaran dan takdir. Kau tidak berhak
mengatakan takdir orang lain ataupun kebenaran yang kau tidak tahu pasti. Lihat
saja, kami akan bisa selamat dari bom itu dan menyelamatkan semua orang”kata
Shinichi. Chianti hanya tersenyum.
“Gin sudah memutuskan. Kita semua akan mati bersama disini. Kau
tahu? Haha..”suara Chianti melemah.Matanya terpejam.
“sepertinya ia meninggal”kata Shinichi.
“mu.. mustahil..”lirih Ran.
“Ran, ambilkan ponsel dari tangannya”kata Shinichi.
“baik”kata Ran. Ia mengambil ponsel itu.
“berapa waktu yang tersisa?”tanya Shinichi.
“58.45 menit lagi”kata Ran.
Shinichi dan Ran terus mencari Kogoro dan yang lainnya. Mereka
menemukan beberapa orang yang sepertinya anggota jubah hitam yang lainnya,
sayangnya mereka sudah meninggal . mereka terus mencari.Namun, belum juga ada
tanda-tanda kalau Kogoro ada di sana. Shinichi berusaha memutar otaknya. Namun,
rasa sakit membuatnya sangat sulit untuk berfikir.
“Kudo-kun!!!”
Shinichi dan Ran menengok ke asal suara yang memanggil mereka.
“Detektif Takagi!!”kata Shinichi dan Ran kaget melihat Detektif
Takagi yang berlari ke arah mereka dengan tangan yang terikat di belakang.
“apa yang terjadi?”tanya Shinichi sambil melepaskan tali di
tangan Detektif Takagi.
“aku diculik dan dikurung di ruang mayat di rumah sakit.
Untunglah aku bisa lari. Karena tepat setelah aku keluar dari rumah sakit, bom
meledak di rumah sakit itu!”jelas Detektif Takagi.
“syu.. syukurlah Detektif baik-baik saja”kata Ran.
“apa yang terjadi? Kenapa kalian terluka parah seperti
ini?!”tanya Detektif Takagi heran.
“nanti kami jelaskan. Kita harus cepat menemukan Paman Kogoro
dan lainnya dan segera pergi dari pulau ini”kata Shinichi.
Detektif Takagi membantu Ran dan Shinichi mencari. Hujan mulai
mereda sedikit.
“lihat!!!! Inspektur Megure ada disini!”kata Detektif Takagi.
Detektif Takagi mengangkat tubuh Inspektur Megure. Tubuhnya
penuh luka bakar.
“inspektur masih hidup! Detektif Takagi, ayo kita cari lagi!
Ran, berikan pertolongan pertama pada Inspektur Megure!!”perintah Shinichi.
Ran memberikan eprtolongan pertama dengan seadanya. Tak berapa
lama, Detektif Sato dan Kogoro ditemukan. Mereka bertiga tidak sadarkan diri.
Penghitung waktu mundur di bom itu hanya tinggal 15.02 menit lagi.
“Detektif Takagi. Berapa orang yang datang kesini? Kenapa hanya 4
orang yang bisa kita temukan?”tanya Shinichi.
“kurasa banyak. Banyak orang. Tapi aku juga tidak tahu kenapa
kita tidak bisa menemukan orang-orang lain”kata Detektif Takagi.
“pasti Professor telah mengungsikan.. ukh.. semuanya ke Tokyo..
aku yakin”kata Shinichi sambil merintih kesakitan.
“Shinichi? Kau tidak apa-apa?”tanya Ran khawatir.
“tidak. Kita harus membawa.. Inspektur Megure, Paman Kogoro dan..
Detektif Sato ke tepi pantai. Kita… akan menunggu … bantuan. Aku juga sudah
menelpon … Pak James, agen FBI. Kurasa dia… akan segera datang. Kita harus…
berjuang..”kata Shinichi.
“biar aku membawa Sato dan Inspektur. Kalian berdua penuh luka.
Lagipula, pinggir pantai tidak begitu jauh”kata Detektif Takagi.
Shinichi dan Ran mengangguk. Mereka akhirnya sampai di tepi
pantai. Waktu menunjukkan hanya 5 menit
lagi. Ran terus berdo’a.
“Kudo-kun. Kau yakin aka nada orang yang akan menyelamatkan
kita?”tanya Detektif Takagi ragu.
“pasti ada”jawab Shinichi tenang. Walau di hatinya sangat
tegang. Ia menatap ketiga orang yang tengah terluka parah dan tak sadarkan diri
itu.
“2 menit”kata Ran.
“hah?”Detektif Takagi bingung.
“ponsel di tangan Ran adalah penghitung waktu mundur bom yang
akan meledakkan pulau ini..”kata Shinichi. Keringat mulai menetes dari
kepalanya.
Drrrtttt….. terdengar suara helicopter dari jauh. Shinichi, Ran
dan Detektif Takagi segera berdiri.
“itu helicopter polisi!!! Mereka datang untuk menyelamatkan
kita!!”kata Ran.
Helicopter itu mendekat kemudian menurunkan empat buah tali. Ran
menaiki tali itu lebih dulu. Shinichi dan Detektif Takagi mengangkat Inspektur
Megure, Kogoro dan Detektif Sato. Setelah keempat orang itu dinaikkan ke atas
helicopter. Tali kembali diturunkan. Detektif Takagi naik.
“Shinichi! Cepatlah!! Waktunya kurang dari satu menit lagi!!!”teriak
Ran.
Shinichi segera mencengkram tali itu. Namun tiba-tiba. GREP!!!
Kakinya dipegang oleh seseorang.
“GIN!!!”
“kau tidak bisa lari”
The
Silver Bullet VS Big Boss Part 8 will come soon!!
Waktu semakin mendesak, bisakah Shinichi menyelamatkan
dirinya dari cengkraman Gin?!
Apa Inspektur Megure, Kogoro dan Detektif Sato bisa
selamat?
Bagaimana akhir Organisasi Hitam?
Tetap ikuti kisah ini di karinaadewi.blogspot.com!!!
5 comments:
Koen syumantiasa tidak pernah melihat Shinichi Kudo dan Conan Edogawa...
Next Conan's Hint : P And A
高木「Next Conan Is the Man from Chicago の後編」
コナン「”後編”は日本語か」
Next Conan's Hint : うろこ
コナン「次回は不思議なレストラン!」
元太「何頼んでもうな重しか出てこないんだよな…あ、いいレストランじゃん!」
Listriknya mati nih...
nobitaro kabata zuruki ada dimana?
Post a Comment